Lampung Nan Eksotis


Jika melihat potensi wisatanya, Provinsi Lampung selain sarat dengan atraksi adat dan budaya, juga memiliki objek wisata spesifik. Tengok saja misalnya, Taman Nasional Way Kambas yang memiliki satwa langka badak bercula satu dan berbagai atraksi gajah.

Juga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan harimau, gajah, dan sejumlah satwa langka lainnya.
Belum lagi Anak Gunung Krakatau, yakni anak gunung yang menyembul dari permukaan laut beserta keindahan alam bawah lautnya. Kedahsyatan letusan Gunung Krakatau pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1883 yang menghebohkan seantero jagat ini, tentu menjadi daya pikat tersendiri bagi setiap wisatawan untuk mengunjungi taman nasional ini. Betapa tidak, letusan yang selain menyebabkan sekitar 36.000 warga meninggal akibat tsunami hebat yang ditimbulkannya, juga dua pulau, yakni Danan dan Perbuatan tenggelam ke dasar laut.
Material yang dimuntahkannya pun mencapai ketinggian 80 km dengan volume 18.000 km3 sehingga separuh belahan bumi gelap gulita selama 22 jam. Kota Bandar Lampung pun (saat itu masih bernama Teluk Betung) gelap bagaikan malam hari selama tiga hari berturut-turut. Gelombang laut dan getarannya dirasakan hingga pantai barat dan utara Benua Australia, pantai Kepulauan Madagaskar, Afrika, dan Pulau Roadridges, Amerika Serikat (AS).




Yang lebih fantastis lagi, sejak tahun 1927, tumpukan lava dari kawah Gunung Krakatau kembali muncul ke permukaan laut dengan ketinggian satu meter dan terdiri dari dua kawah. Makin lama gunung yang akhirnya diberi nama Anak Krakatau ini makin besar dan bertambah tinggi. Kini, ketinggian kawah pertama sudah mencapai 300 meter dari permukaan laut, sementara aktivitas kawah kedua tidak lagi terlihat mengepulkan asap, dan diperkirakan sudah mati. Menurut prediksi para pakar vulkanologi, tahun 2040 gunung ini akan kembali meletus.
Selain itu, perairan Kepulauan Krakatau memiliki keindahan bawah laut yang tiada tara. Menurut Sekretaris Pengda PORSI Lampung Endang Linirin Widiastuti, di perairan sekitar Gunung Krakatau Besar, persisnya di atas kawah purba, penyelam bisa menikmati bekas patahan yang memiliki lekukan (drop off). “Suasana bawah laut dengan kawah gunung bawah air yang muncul ke permukaan yang seperti ini merupakan satu-satunya di dunia,” ujar Endang kepada SH.


Bahkan, lanjut Endang, pada kedalaman 200 meter, penyelam akan menemui gelembung-gelembung gas metan. Selain itu, lokasi penyelaman ini menjadi istimewa karena memiliki nilai historis yang tinggi sehingga setiap penyelam ingin menikmatinya.
Selain itu yang membedakan lokasi ini dengan tempat lainnya adalah, di dasar laut masih ditemukan lempengan-lempengan bekas letusan Gunung Krakatau. Di dasar laut juga bisa ditemukan hidotermal atau air hangat dan juga keindahan pemandangan bawah laut lainnya.


Pantai Eksotik



Lampung merupakan provinsi kedua dengan pantai terpanjang di Sumatera, setelah Nanggroe Aceh Darussalam. Sebagian besar pantai tersebut, terutama yang menghadap ke lautan Indonesia dan Teluk Lampung, merupakan pantai yang eksotis.


Beberapa di antaranya Pantai Tanjungsetia, Pekon (Desa-red) Bumi Agung, Kecamatan Biha, Lampung Barat, sekitar 22 km dari Kota Krui, terdapat lokasi untuk berselancar yang sangat menantang. Pada bulan Mei hingga Agustus, ketinggian ombaknya mencapai tujuh meter.



Masih di Lampung Barat, juga terdapat pantai dengan hamparan pasir putih dan bentangan laut membiru, yakni Pantai Tembakak, Kecamatan Karya Punggawa. Ombak besar tidak henti menyisir pasir-pasir di pantai itu, seolah tidak sabar mengajak pengunjung bermain-main.



Objek wisata spesifik lainnya, yakni hamparan hutan damar yang memanjang mulai pesisir utara hingga pesisir selatan Lampung Barat yang oleh warga setempat disebut repong damar akan mengusik mata kita ketika memasuki wilayah Krui. Apalagi damar di daerah ini berkualitas tinggi dan terbaik di dunia, yakni damar mata kucing.



Untuk melihat repong damar tidaklah terlalu sulit. Selain yang terletak jauh dari permukiman penduduk alias di bukit-bukit, ada juga repong damar yang letaknya di pinggir-pinggir jalan sehingga kita bisa menyaksikan getah damar yang dihasilkan satu batang pohon damar, yang umumnya berusia puluhan hingga ratusan tahun ini.



Bahkan, di Pekon Pahmongan Raya, Kecamatan Pesisir Tengah, Lampung Barat–sentra utama damar–bisa ditemui pohon damar yang konon sudah berusia sekitar dua abad. Hingga kini, pohon damar yang tingginya hampir 50 meter tersebut masih berproduksi meski jumlahnya sudah jauh menurun. Di pekon ini, 80 persen dari 224 keluarga penduduknya hidup dari menyadap getah damar.



Sumber: potlot-adventure

Tidak ada komentar

Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^