Keindahan : Perpaduan Sadis dan Moment

Keindahahan itu perpaduan antara sadis dan moment. Agar tidak salah faham, disini yang saya maksud adalah keindahan dalam suatu seni - photo.
Photography itu seni. Bagaimana menggunakan alat-alat photography dengan benar, membidik objek yang pas, juga moment.

Moment akan semakin bagus ketika digabungkan dengan sadis.
Contoh pemandangan dari photo ini :
Kawah tambang di Tembagapura, Papua, Indonesia || Taken with Sony Ericsson Xperia X10 Photo by Fikri Prahutomo Adanto

Kawah tambang, untuk bisa sampai disini tentu butuh moment, dalam hal ini waktu yang tepat untuk bisa sampai kesana. Bagian sadis dari photo ini adalah objek itu sendiri. Perhatikan, itu tanah kita, tanah saudara kita di Papua. Bertahun-tahun digerayangi dan eksploitasi tapi tidak memiliki dampak yang signifikan bagi kemajuan daerah paling timur indonesia ini. Masyarakatnya masih banyak yang tertinggal. Bukankah itu sadis?

Kekayaan itu milik mereka, tanah itu milik mereka, tapi kesejahteraan tak pernah jadi milik mereka. Bukankah itu sadis.
Lalu, lihatlah. Kombinasi yang sedemikian rupa yang menghasilkan pemandangan menakjubkan, itu adalah bentuk kesadisan manusia terhadap alam. Entah sudah seberapa jauh perut bumi digerayangi sedemikian rupa. Dan tunggulah dampak alamnya akan segera datang. Bukankah itu sadis.

Dan yang pertama kali kena dampak keganasan atas reaksi perut bumi atas kesadisan itu tentu saja masyarakat sekitar, pasti bukan bos besar dan para cukongnya si frefort. Bukankah itu sadis.
Sedemikian sadisnya kehidupan yang dipertaruhkan disana, disamping gambar yang menakjubkan ini.
Kecamatan Tembaga Pura yaitu kecamatan yang terletak di Kabupaten Mimikan, Papua, Indonesia. Yaitu tambang tersebut adalah tambang Ertsberg (tambang tembaga) di Gunung Ertsberg dan tambang Grasbergdi Gunung Grasberg yang pada dasarnya tambang cadangan tembaga terbesar ketiga di dunia dan cadangan emas terbesar di dunia. PT. Freeport Indonesia adalah kuasa penambangan dalam mengoperasikan dua tambang ini. Daerah ini terletak pada ketinggian 2.000 meter diatas permukaan laut atau 6.600 kaki di Mile 68 di jalan Freport. [source]

Sadis, tambang grasberg konon katanya salah satu lubang terbesar dan terdalam yang pernah dibuat manusia. Benar-benar sadis.
Oke mungkin banyak orang pesimis yang bilang “tidak usah banyak bicara jika kamu sendiri tidak bisa memberi solusi”. Hei teman, Pada dasarnya kritik yang kita suarakan merupakan bentuk lain dari solusi itu sendiri. Dengan kritik mungkin kesadaran para petinggi negara ini tergugah bahwa keputusan mereka salah. Mentang-mentang wakil rakyat, mereka membuat keputusan tanpa melibatkan rakyat itu sendiri, tanpa peduli apakah itu punya dampak yang baik bagi masyarakat di sekitarnya.
Saya hanya tidak habis pikir. Seseorang yang maju kedepan, mencalonkan diri untuk menjadi wakil rakyat adalah mereka yang merasa memiliki kemampuan untuk mengemban amanat untuk kemajuan bersama. Tapi ketika keputusan yang mereka hasilkan tidak berpihak pada masyarakat, mereka hanya berdalih Loe kate gampang jadi wakil rakyat, Loe kate memperbaiki sistem yang kacau dalam lembaga itu semudah membalik tangan?!

Laaahh.. Kan mereka sendiri yang bilang mampu dan sanggup, makanya rakyat memilih mereka. Terus jika ada yang tidak beres mereka hanya bisa berdalih semua untuk keperluan rakyat. Keperluan untuk rakyat mana?
Bukankah mereka itu ngakunya orang pintar dan banyak wawasan. Pasti mereka mengerti benar dampak buruk eksploitasi besar-besaran ini. Melukai bumi pertiwi sampai kerak terbawahnya dan masyarakat sekitar justru tersingkir tanpa imbalan yang memadai.

Katanya untuk kepentingan rakyat, ada sejumlah materi yang dapat membantu pembangunan dan pengembangan daerah, tapi mana..?? Tidak ada bukti nyata. Mungkin benar ada sejumlah materi, tapi tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, masuk kantong pribadi. Haha.. Mudah ditebak. Sadis.

Dan membicarakan kesadisan wakil-wakil rakyat di bumi pertiwi ini sungguh sudah sampai pada tahap yang memuakkan.

Hari ini tepat 68 tahun kedaulatan Negara Indonesia, bebas dari perbudakan dan penjajahan. Tapi rupanya kita telah dijajah oleh bangsanya sendiri, dengan berbagai kebijakan yang hanya mementingkan pihak tertentu. Bahwa merdeka yang sebenarnya belum merambah kalangan bawah.
Namun, tentu tidak ada salahnya jika kita terus berharap. Semoga negara yang kaya ini, melimpahkan kemakmuran secara merata untuk rakyatnya.


=== 
Tulisan ini juga saya posting di Dream Weaver - Blogdetik
Warm regards,
Azzuralhi ;) 

Tidak ada komentar

Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^