Sakit Memang Bukan Pilihan

Rasanya di dunia ini tak seorang pun yang berharap sakit. Karena ada begitu banyak hal yang tak bisa kita lakukan ketika sakit. Mulai dari pekerjaan di kantor maupun pekerjaan rumah. Bahkan quality time dengan teman jadi tidak berkwalitas ketika sakit itu datang tiba-tiba.

Dan saya sangat bersyukur bahwa selama ini saya belum pernah mengalami sakit yang sampai mengharuskan melakukan perawatan instensif di rumah sakit. Bukan karena saya pintar jaga kesehatan atau pola hidup yang sudah teratur sih. Tapi yaaa, mungkin karena Allah tau batas kesanggupan saya. Baik batas kesanggupan fisik yang memang tidak memungkinkan untuk menanggung sakit, maupun batas kesanggupan dompet. Duhh. Hahha

Namun demikian sakit tetaplah sakit meski tak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Bahkan hanya sakit flu pun akan terasa sangat merepotkan. Apalagi jika tidak mendapat pertolongan langsung.

Nah, saya sendiri pernah mengalami sakit gejala types lebih kurang pada tahun 2010. Mungkin teman-teman udah pada tau ya apa aja yang dirasain orang yang kena tipes. Semua terasa pahit. Kepala berat. Badan lemah lunglai seperti tak bertenaga. Banyak jenis makanan yang harus dihindari. Alhasil waktu itu saya mesti mutih selama seminggu. Hanya boleh makan pake sayur bening.

Sebenarnya kalau dipikir lagi sekarang, itu kan keadaan tubuh lemah banget, otomatis butuh banyak asupan makanan bergizi, tho? Tapi waktu itu ya nurut aja apa yang dibilang sama dokter. Toh setelah dilalui seminggu makan pake sayur bening itu ada manfaatnya juga. Kulit wajah jadi muluuusss dan bersih. Serius! Wkwk

Setelah kejadian 2010 itu, maunya saya sih ngga ada yang namanya sakit lagi. Namun sepertinya saya melupakan fakta bahwa saya punya penyakit maagh. Entah apakah ini termasuk akut atau tidak. Hanya saja kalau lagi agak parah sakitnya tidak hanya perih di lambung. Tapi seluruh tubuh seolah sakit. Sakit kepala yang luar biasa, punggung yang ngilu, pandangan gelap, keringat dingin, dan puncaknya adalah muntah.

Memang kumatnya jarang. Tapi sekalinya kumat rasanya uuuggghh. Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Terakhir kali kumat yang sangat parah itu sekitar 3 bulan lalu. Kejadiannya setelah saya mengurus beberapa kerjaan di Jakarta. Masuk jam makan siang saya tidak langsung makan karena kerjaan masih tanggung. Sampai kemudian lupa hingga sore. Itu kepala udah terasa berat. Lalu ditambah harus menempuh perjalanan yang lumayan, Jakarta-Cibitung. Naik kereta. Jam pulang kerja. Kondisi kereta yang berdesak-desakkan ini menambah saya merasa tidak nyaman. 

Nah sampai di rumah saya langsung muntah-muntah parah. Ditambah mencret parah. Entahlah ini apa. Karena pas diperiksa di klinik katanya nggak apa-apa. Cuma maag. Dan iya, saya hanya dikasih obat maag, obat diare dan vitamin. Parahnya ini berlangsung hampir 3 hari. Bayangkan betapa lemahnya badan saya. Hahha.

Dan untuk pemulihannya saya hanya menunggu waktu saja. Rasanya sampai seminggu badan saya masih terasa sangat lemah.

Perihnya kejadian ini terulang lagi minggu lalu. Saya bahkan muntah di jalanan. Bolak-balik toilet buat menguras habis makanan yang baru saya santap padahal yang masuk tidak seberapa. Dan pada akhirnya saya berkesimpulan, sudah 1-2 bulan ini saya tidak akan keluar dari Bekasi kalau tidak ada keperluan mendesak.

Beruntung kali ini saya tidak memerlukan waktu pemulihan yang terlalu lama karena di rumah sudah ada Theragran-M. Vitamin yang bagus untuk Mempercepat Masa Penyembuhan.