Pernah dengar istilah "Ketika sakit, sehat menjadi sangat mahal dan berarti".
Ini 100% benar. Tapi kita bisa membuatnya mudah
dan murah dengan menerapkan pola hidup sehat sedini mungkin.
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan
serius berupa beban ganda penyakit. Perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai
menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi
epidemiologi) dalam 30 tahun terakhir. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan
kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan
Atas (ISPA), Tuberkulosis (TBC), dan Diare. Namun sejak 2010, penyakit tidak
menular (PTM) seperti Stroke, Jantung, dan Kencing manis memiliki proposi lebih
besar di pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini mengakibatkan beban
pada pembiayaan kesehatan negara.
Sumber daya yang dibutuhkan untuk mengobati PTM selain membutuhkan biaya tinggi juga membutuhkan waktu yang panjang, ujar Ibu Nila selaku Menkes RI.
Hasil pembangunan kesehatan cukup menggembirakan,
namun terobosan atau kebijakan baru dalam akselerasi program mutlak dibutuhkan.
Terobosan tersebut salah satunya melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) dan Program Keluarga Sehat melalui pendekatan keluarga.
Menimbang
hal tersebut, pada 13 Januari lalu Kemenkes RI mengundang Blogger dari beberapa
komunitas untuk ngobrol santai tentang kesehatan. Terutama membincangkan
tentang GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat) ini.
Ternyata GERMAS
sudah diperkenalkan sejak bulan April 2016 lalu dan diluncurkan pada peringatan
hari kesehatan Nasional bulan Nopember 2016.
GERMAS
secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu:
1)
Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari,
2)
Mengonsumsi buah dan sayur; dan
3)
Memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya
deteksi dini penyakit.
Memang
terlihat gampang ya. Tapi pada prakteknya ternyata susah banget. Perlu pembiasaan
dan kesadaran diri secara utuh. Saya sendiri untuk aktivitas fisik selama hamil
ini lumayanlah. Jalan santai, tapi nggak pernah ngitung berapa lama. Nah kalau
untuk sayuran, mudah-mudahan sudah tercukupi. Sedangkan untuk pemeriksaan
kesehatan secara berkala, belum terlaksana. Semoga saya segera sadar yaaa..#dudududu
GERMAS sendiri bertujuan untuk:
Menurunkan beban penyakit;Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk;dan Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
Sejak dicanangkan, hingga sekarang Kemenkes
secara aktif memperkenalkan gerakan ini. Kemenkes ingin masyarakat menyadari
betul pentingnya menjaga kesehatan. Di Kemenkes sendiri menyediakan sarana
olahraga setiap hari jumat. Seperti senam bersama, pingpong dan lain
sebagainya. Kadang diadakan pengecekan kesehatan secara gratis. Nah untuk
fasilitas fitnes sebenarnya juga ada, hanya saja untuk saat ini peruntukannya
dikhususkan bagi pegawai Kemenkes saja.
Salah satu sarana olahraga |
Siapa saja boleh ikut, tidak sebatas pegawai Kemenkes |
Cek Kesehatan |
Usai berolahraga kita bisa belanja keperluan makanan
sehat yang ada di bazar di sekitar halaman Kemnkes. Seperti buah-buahan dan
sayuran segar. Harganya juga termasuk terjangkau.
Suksesnya GERMAS tidak hanya tanggungjawab
Kemenkes saja. Melainkan semua pihak di semua lini masyarakat. Dan diharapkan
munculnya Agent Of Change di setiap lingkungan. Siapa saja yang bisa jadi Agent
of change? Semua orang. Karena sekali lagi, kegiatan ini merupakan tanggung
jawab bersama. Kemenkes selaku badan negara, memfasilitasi dan menginisiasi
kegiatan ini demi terciptanya masyarakat yang sehat.
Blogger, Agent of change. Photo bersama ibu mentri |
Siap
jadi agent of change? Siap jadi bagian masyarakat yang sehat? Yuk, ah! Kita terapkan
pola hidup sehat dari sekarang. Ajak keluarga dan tetangga juga, agar mereka
dapat menikmati hidup sehat dan jauh dari penyakit. Salam sehat!
Referensi:
depkes.go.id dan media kit yang dibagikan saat acara. (photo : Dokumen pribadi)
Tidak ada komentar
Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^