Selama kita merasa
cukup, Tuhan akan mencukupkan.
Keseharian saya
sebagai Ibu sekaligus Freelancer (Blogger)
Sebagai seorang ibu, saya sadar betul tanggungjawab saya
terhadap tumbuh kembang anak saya. Bagaimana menjaga serta mendidiknya. Apalagi
saya berjauhan dari sanak keluarga. Praktis anak tak pernah lepas dari saya.
Dan sebagai seorang ibu, emak-emak pada umumnya, tak bisa
dipungkiri bahwa rasanya ingin punya penghasilan sendiri diluar penghasilan suami.
Ya, lumayan untuk nambah uang jajan. Atau berkirim kepada orangtua di kampung.
Ada kebanggan tersendiri jika itu berasal dari rekening sendiri.
Bersyukur saya memiliki media untuk mewujudkan hal tersebut
yaitu dengan menjadi freelancer. Namun saya lebih selektif dalam menerima
pekerjaan. Pertimbangan jarak dan fee yang ditawarkan merupakan hal yang tidak
bisa ditawar. Saya akan tanpa berpikir panjang menolak tawaran pekerjaan yang
mengharuskan saya datang ke suatu acara yang tidak memperbolehkan membawa anak.
Selain itu, jika fee yang ditawarkan tidak sepadan dengan jarak dan waktu yang
harus saya korbankan, saya dengan berat hati menolak pekerjaan tersebut.
Bahkan jika fee dan jarak acara masih wort it, saya tak
henti meminta maaf kepada anak saya karena harus membawanya kerja. Meminta maaf
karena membawanya nempuh jarak yang tak dekat. Untuk ketidaknyamanannya selama
di perjalanan dan di acara. Serta untuk waktu bermain dan istirahatnya yang
saya renggut hari itu.
Kini anak saya memasuki fase super aktif , mau tidak mau
saya dituntut untuk lebih aktif juga. Tidak hanya sebatas mengasuhnya,
membereskan urusan domestik juga merupakan sebuah tantangan. Tak mau mengambil
risiko, akhirnya saya lebih selektif
dalam menerima pekerjaan. Lebih banyak menerima pekerjaan yang tidak
mengharuskan saya hadir ke suatu acara. Alhamdulillah, selama kita merasa
cukup, Tuhan akan mencukupkan. Poin plusnya, saya merasa lebih tenang dalam
menjalani keseharian saya sebagai ibu dan freelancer.
Permasalahan Umum
yang terjadi di Kota Besar
Sebagai seorang anak desa saya tidak pernah membayangkan
bahwa suatu hari saya akan menetap di kota besar seperti Jakarta dan Bekasi.
Namun pada akhirnya tinggal di kota besar merupakan sebuah tantangan
tersendiri. Berbagai risiko harus siap saya terima. Apalagi kota besar dan
padat seperti Bekasi, salah satu kota penyokong Ibukota.
Permasalahan yang sering dialami oleh kota besar yang
akhirnya harus saya saksikan;
1.
Kepadatan
penduduk. Kota besar menjadi tujuan bagi masyarakat untuk mengadu nasib,
alhasil banyak yang berbondong-bondong ke mari.
2.
Macet.
Imbas dari kepadatan penduduk berdampak pada semakin banyaknya jumlah
kendaraan.
3.
Polusi.
Semakin banyaknya jumlah kendaraan, ditambah fakta bahwa kota Bekasi merupakan
kota industri, menggenapkan masalah yang dihadapi Bekasi sebagai salah satu
kota besar di Indonesia.
4.
Gaya
hidup yang tidak sehat. Tingginya mobilitas setiap harinya membuat urusan
memperhatikan kesehatan menjadi prioritas kesekian. Makanan cepat saji dan
tidak sempat berolahraga kadang jadi pilihan.
Pada akhirnya akumulasi dari semua risiko tinggal di kota
besar ini dapat menjadi penunjang menurunnya kesehatan. Zat-zat tidak baik
masuk ke dalam tubuh. Ditambah keseharian saya sebagai freelancer dan ibu rumah
tangga dengan anak dalam fase super aktif yang menuntut diri saya memiliki
mobilitas yang tinggi kadang memicu timbulnya stress, toxic pun menumpuk dalam
tubuh. Yah, mau bagaimana lagi, saya toh hanya manusia biasa. Bukan manusia
super.
Cara Asik Hempaskan
Toxic Dalam Tubuh
Sebagai makhluk sosial yang berkewajiban untuk hidup
bersosialisasi, kita tidak dapat menghindar ketika kehidupan mengantarkan kita
bertemu orang-orang yang tidak tepat, yang berpotensi jadi toxic dalam hidup
kita. Pun dalam kehidupan sosial yang padat itu, ada banyak zat zat yang tidak
baik yang tanpa sadar terhirup masuk ke dalam tubuh.
Bagaimana cara mengatasinya? Yang pasti sih jangan dibawa
stress, dibawa asik aja. Begini cara #AsikTanpaToxic ala saya:
1.
Bebaskan pikiran.
Bisa dengan liburan dan belanja-belanji
syantik ke emool. Dan abaikan orang-orang yang berpotensi jadi toxic. Saya
mencoba untuk tidak ambil pusing dengan omong kosong yang menyudutkan dan menghakimi.
Toh mereka tidak tahu apa-apa tentang kehidupan pribadi saya. Pokoknya
bersihkan hari aktifmu guys dengan melakukan refreshing.
2.
Mulai gaya hidup sehat.
Mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan
mulai rutin olahraga. Kelihatannya tidak mudah, tapi ini wort it untuk
diperjuangkan.
3.
Konsumsi madu dan lemon.
Madu dan lemon sudah sejak dahulu dikenal
sebagai dua bahan alami yang banyak dimanfaatkan untuk meningkat daya tahan
tubuh. Madu dan lemon memiliki kebaikan alami yang dapat kita andalkan untuk
mengikat dan membuang zat-zat berbahaya di dalam tubuh.
Rasa manis dari madu dipadu dengan kesegaran
yang diberikan lemon merupakan salah satu cara saya agar tetap bugar.
Menyingkirkan zat-zat tidak baik yang terlanjur masuk ke dalam tubuh.
Selain vitamin C yang berlimpah, lemon
mengandung Potassium atau Kalium yang dapat mengendalikan Tekanan Darah Tinggi,
pusing dan mual serta memberikan sensasi yang dapat menenangkan pikiran dan
tubuh.
Kebaikan Alami Madu
dan Lemon dalam Natsbee
Natsbee Honey Lemon yang terbuat dari perpaduan madu dan
lemon asli dibuat untuk menemani kamu menjalani aktivitas. Tidak masalah
seberapa padatnya aktivitasmu, Natsbee Honey Lemon akan mengembalikan kesegaran
tubuh dan menjadikannya bersih kembali.
Hidup asik tanpa toxic
Merasa cukup merupakan salah satu cara menghindari toxic
yang berasal dari pikiran. Tak merasa cukup akan membuat kita merasa cemas,
lalu stress. Haha
Segar banget ini ya mbak.
BalasHapusKalo madu plus lemon nggak bakalan nolak mbak..
BalasHapususaha laundry di jual.pusat booth, gerobak, rombong,usaha franchise adb, usaha franchise fried chicken, over usaha depot air isi ulang, booth container jakarta, buat booth container depok, over usaha, jual beli bisnis. Mesin cuci, buka usaha fotocopy, dijual toko kosmetik
BalasHapus