Memperpanjang Masa Pakai Baju bersama Vanish dengan Gerakan #BahagiaBerbagiBaju



Baju baru, Alhamdulillah

'Tuk dipakai di hari Raya

Tak punya pun, tak apa-apa

Masih ada baju yang lama


Lagu di atas tuh cocok banget untuk menggambarkan saya di masa lalu. Saat masih kecil, sekitar usia SD – SMP gitulah. Momen hari raya tidak hanya sebatas lebaran dan berkumpul dengan sanak family, tapi juga jadi kesempatan untuk mendapat baju baru. Tapi berhubung kala itu keuangan keluarga kami tak menentu, baju baru kadang Cuma khayalan.. ahaha 

Waktu berputar. Alhamdulillah sekarang beli baju ngga harus nunggu lebaran. Tapi tetap sebutuh dan seperlunya saja. Saya ingat betul perkara peralatan, perlengkapan, dan apa pun yang kita beli kelak akan dimintai pertanggungjwabannya. Termasuk pakaian yang kita tumpuk di rumah yang tidak terpakai. Jatuhnya kan mubadzir. 

Ohiya, kalian punya baju layak pakai yang sudah jarang kalian pakai? Dari pada menumpuk, dan lama-lama jadi jelek sendiri, mending mulai kurang-kurangin yuk isi lemari kita. Biar lemari kita agak legaan gitu, nggak sumpek. 

Lagian kalau jelek tak terpakai kan sayang. Ujung-ujungnya jadi lap, keset, atau malah berujung di tempat sampah. Sayang banget kan. Nah dari pada kebuang percuma, lebih baik kita pilah deh dari sekarang. Mana kiranya pakaian yang udah ga mau dipakai tapi masih layak pakai, untuk kita perpanjang masa pakainya. 

Memperpanjang Masa Pakai Baju ini sebenarnya ada berbagai cara, misalnya dengan menjualnya kembali (preloved) dengan harga di bawah harga beli pastinya. Bisa juga dengan melungsurkan pakaian tadi ke kerabat. Opsi lainnya adalah dengan mendonasikannya.  


Tradisi Membeli Baju Baru Menjelang Hari Raya Lebaran


Ternyata membeli baju baru saat Ramadan terutama menjelang lebaran merupakan tradisi turun-temurun yang sudah ada di Indonesia sejak abad ke-16 . Jadi gak heran ya kalau jelang lebaran tuh mall dan pusat perbelanjaan pada penuh sesak banjir manusia.

Karena sifatnya sudah turun temurun, kesulitan ekonomi efek pandemi pun seolah tidak mempengaruhi tradisi ini. Menurut survei JakPat (Jajak Pendapat) tahun 2021, meski pandemi masih melanda, belanja baju baru masih menduduki posisi empat besar (45%) diantara kebutuhan lainnya.  Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh media online Tirto pada tahun 2017, sebanyak 61,71% masyarakat menyatakan selalu membeli baju baru untuk lebaran setiap tahunnya. 

Mirisnya 3 dari 10 orang Indonesia mengaku menyingkirkan sepotong pakaian setelah mengenakannya hanya sekali (Omnibus YouGov, 2017). Kalau baru sekali pakai pastinya kondisi pakaian tersebut masih sangat bagus ya. Padahal di sisi lain, kita tidak bisa menutup mata akan fakta masih banyak masyarakat kurang beruntung yang tidak memiliki kesempatan membeli baju baru untuk merayakan lebaran. 

Tradisi membeli baju lebaran ini juga ternyata ikut menyumbang masalah lingkungan terutama limbah industri karena mendorong adanya fast fashion. Menurut artikel yang dirilis The World Bank tahun 2019, fast fashion dapat memperburuk masalah lingkungan karena mendorong lahirnya produk fashion yang memiliki masa pakai lebih singkat. Sebanyak 50 miliar pakaian baru diproduksi tahun 2000, dan 20 tahun kemudian tepatnya tahun 2020, tercatat rata-rata konsumen membeli pakaian 60% lebih banyak.

Tidak hanya membeli lebih banyak, konsumen juga membuang lebih banyak pakaian. Kurang dari 1% pakaian bekas didaur ulang menjadi pakaian baru. Diperkirakan setiap tahunnya sekitar USD 500 miliar hilang akibat pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah karena tidak disumbangkan atau didaur ulang. 


Vanish Ajak Masyarakat Indonesia #BahagiaBerbagiBaju




Bertepatan dengan momen Ramadan tahun ini, Reckitt Indonesia melalui Vanish, menginisiasi gerakan #BahagiaBerbagiBaju untuk mengajak masyarakat Indonesia menyumbangkan pakaian lama layak pakai bagi mereka yang membutuhkan sekaligus memperpanjang masa pakai pakaian untuk mengurangi limbah pakaian. 

Program ini juga sejalan dengan tujuan keberlanjutan perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan dalam upaya bersama-sama menciptakan dunia yang lebih bersih dan sehat. 


Rahul Bibhuti, Marketing Director Reckitt Indonesia menyatakan, “Mengenakan pakaian terbaik merupakan bentuk sukacita dalam menyambut Hari Raya. Mengingat di antara kita masih banyak yang tidak bisa membeli baju baru untuk merayakan lebaran, maka melalui gerakan #BahagiaBerbagiBaju, Vanish ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk turut berbagi kebahagiaan dengan ‘menghidupkan kembali’ pakaian lama layak pakai mereka dengan Vanish agar menjadi pakaian yang terlihat bersih dan pantas dikenakan untuk menyambut momen kebersamaan ini.”


Aghnia Punjabi, seorang influencer hijab yang juga merupakan pengusaha fashion, juga mendukung gerakan ini, dan mengatakan, “Dalam industri fashion, terdapat istilah fast fashion untuk menggambarkan bagaimana pakaian diproduksi secara cepat agar dapat terus mengikuti tren terbaru. Perilaku membeli baju lebaran baru pun salah satunya didorong oleh tren fashion yang menampilkan desain yang berbeda setiap tahunnya.” 

Sebagai seorang Muslimah, Aghnia pun percaya keberhasilan ibadah Ramadan tidak hanya tercermin dari berpuasa sebulan penuh melainkan juga dari bagaimana kita mendorong diri untuk menjadi lebih baik, salah satunya dalam hal konsumsi pakaian. 

“Saya menerapkan konsep one in, one out, yaitu saat membeli baju baru, saya akan memilih pakaian lama yang bisa disumbangkan ke sesama yang membutuhkan. Dengan konsep ini, selain dapat menghadirkan kebahagiaan kepada orang lain, kita juga bisa berkontribusi dalam upaya mengurangi limbah pakaian yang merupakan salah satu ancaman bagi kelestarian lingkungan.”


Dona Agnesia selaku Brand Ambassador Vanish menambahkan “Saya percaya merawat pakaian yang kita miliki dengan sepenuh hati, salah satunya dengan cara mencucinya menggunakan pembersih noda yang dapat membuat pakaian bersih, warna terlihat cerah dan tampak seperti baru, merupakan kebiasaan baik yang dapat memperpanjang masa pakai pakaian. 

Untuk membantu mengurangi personal fashion waste kita juga bisa memanfaatkan momen-momen istimewa salah satunya seperti Ramadan ini untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama dengan cara menyumbangkan pakaian lama kita. Sebagai bentuk penghargaan dan kepedulian terhadap sang pemilik baru, sebelum menyerahkan pakaian lama kita, alangkah lebih baik jika kita memastikan pakaian tersebut dalam keadaan bersih dan tampak layak untuk dipakai.”  






Untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyumbangkan pakaian lama layak pakainya, Vanish menyediakan drop box di sejumlah pusat perbelanjaan seperti Transmart & Lottemart. 

Vanish juga bekerja sama dengan Paxel dalam menyediakan layanan penjemputan sumbangan pakaian lama layak pakai di lebih dari 40 kota di Indonesia. 


Sebagai apresiasi, Vanish juga menyediakan hadiah menarik berupa uang tunai senilai Rp 1.000.000 untuk masing-masing 5 orang donatur tercepat serta 300 pcs produk Vanish untuk donatur beruntung lainnya.


 "Mari berikan pakaian kita kesempatan untuk menjalani banyak kehidupan dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain, tak hanya di Ramadan kali ini melainkan juga di momen-momen istimewa lainnya,” tutup Rahul Bibhuti.


Tidak ada komentar

Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^