Dukung Tumbuh Kembang Si Kecil Memasuki Masa Transisi Pasca Pandemi



Selama awal pandemi sepertinya Rayhan adalah anak yang paling jarang main keluar rumah dibanding teman-temannya di sini. Saya maklum kalau ibu-ibu yang lain menganggap saya berlebihan karena sebegitu takutnya dengan virus tersebut. Pintu rumah sering tertutup. 


Awal pandemi usia Rayhan masih 3 tahun. Usia di mana jiwa ingin tahu dan dan mengekplorasinya masih tinggi. Syukurnya dia mengerti ketika saya jelaskan bahwa di luar sana ada virus yang jahat yang bisa bikin kita sakit hingga harus dirawat oleh dokter di rumah sakit. Dia juga paham bahwa dengan memakai masker saat keluar rumah serta menjaga jarak merupakan salah satu cara agar kita bisa terhindar dari virus tersebut. 


Tentu tidak mudah ketika anak usia 3 tahun dipaksa keadaan untuk tidak keluar rumah, tidak berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Terkadang dia murung, bahkan menangis. Protes entah berapa kali dalam sehari. Terlebih di luar sana dia mendengar teman-temannya sedang bermain bergembira dengan berbagai macam permainan. Pokoknya orangtuanya jadi super dilema. Maju kena, mundur pun kena. 


Terlebih pandemi tidak hanya memberikan dampak buruk bagi orang dewasa. Dampak buruk juga dialami oleh anak-anak. Selama pandemi anak jarang keluar rumah. Efeknya ia jarang berinteraksi dengan orang lain kecuali ayah bundanya di rumah. Hal ini tentu saja berpotensi menghambat tumbuh kembang  si kecil dalam berbagai aspek. Seperti motorik, bahasa dan sosial emosional. 


Padahal anak-anak butuh berinteraksi dengan anak-anak seusianya agar dapat melatih perkembangan sosial emosionalnya. Sekilas bisa saja kita menganggapnya biasa saja. Padahal jika kita cermat, hal ini bisa mengganggu tumbuh kembang mereka ke depannya. Alhasil para orangtua juga harus disiplin mencermati tumbuh kembang si kecil.


Dukung Tumbuh Kembang Si Kecil Memasuki Masa Transisi Pasca Pandemi


Meski apa yang kita lewati selama 2 tahun masa pandemi terasa sangat berat, kita tetap harus mensyukuri bahwa sekarang keadaan sudah membaik meski belum sepenuhnya pulih. Hal ini tentu tidak lepas dari kesadaran orang-orang untuk melakukan vaksinasi. Karena bagaimana pun untuk membentuk kekebalan kelompok harus ada kerjasama dari berbagai pihak. Lalu bagaiman menyiapkan anak-anak? Memasuki masa transisi kebiasaan baru pasca pandemi tentunya membutuhkan adaptasi dan penyesuaian terhadap rutinitas, terlebih anak-anak.


Menyambut perayaan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, Bebelac susu pertumbuhan untuk anak usia 1 tahun keatas dari Danone Specialized Nutrition Indonesia, mengajak orang tua merayakan Hari Anak Hebat Nasional untuk mendukung si Kecil agar tumbuh menjadi Anak Hebat yaitu anak yang pandai, berani dan baik hati.



Dalam acara tersebut hadir sebagai narasumber sbb:

Anissa Permatadhieta Ardiellaputri, Marketing Manager Bebelac 

Nadya Pramesrani, M.Psi, Psikolog Keluarga di Rumah Dandelion

Dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) Dokter Spesialis Anak-Konsultan Gastrohepatologi 

Mom Influencer yang juga seorang Ibu Hebat Bebelac Putri Titian



Memasuki masa transisi memberikan rasa khawatir tersendiri bagi saya sebagai orangtua. Sebab dampaknya sangat terasa. Karena lama tidak berinteraksi dengan teman-temannya, Rayhan terlihat agak berjarak dengan teman-temannya. Tidak berani ikut main kalau tidak diajak. Dan jujur ini agak menyedihkan sih. 

Dan ternyata dari webinar Bebelac ini saya jadi tahu bahwa ternyata hal ini tidak hanya dialami oleh Rayhan. Karena berdasarkan hasil survey yang dilakukan tim Bebelac yang disampaikan oleh Anissa Permatadhieta Ardiellaputri, Marketing Manager Bebelac menyatakan; 

31,7% orang tua menjawab bahwa Si Kecil menangis setiap bertemu orang baru,

14,8% orang tua menjawab bahwa Si Kecil terlambat berbicara dan

13% orang tua menjawab si Kecil belum bisa merespon orang lain.

Berbagai kendala yang mungkin dialami si Kecil saat memasuki masa transisi dari pandemi ke pascapandemi diantaranya 388 dari 1232 responden orang tua (31,5%) merasa si Kecil belum terbiasa berinteraksi dengan orang lain sebagai dampak dari situasi pandemi.




Kiat Memulai Kebiasaan Baru Memasuki Pasca Pandemi


Menyikapi hasil survey di atas, Nadya Pramesrani, M.Psi, Psikolog Keluarga di Rumah Dandelion mengatakan, 

“Sangat penting bagi orang tua dan anak untuk senyaman mungkin bertransisi dan beradaptasi dalam situasi pasca pandemi sehingga dapat mengurangi rasa stres pada orang tua dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak. 
Ada beragam kiat yang dapat dilakukan orang tua orang tua dalam memulai kebiasaan baru memasuki pasca pandemi diantaranya dengan membangun struktur pada anak dengan cara menerapkan rutinitas yang teratur. Dengan menerapkan struktur. anak akan lebih memahami batasan dalam berperilaku, mampu mengendalikan diri, memiliki sikap disiplin dan mandiri.”




Tidak hanya itu, Dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) Dokter Spesialis Anak-Konsultan Gastrohepatologi menjelaskan, 

“Agar si Kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, orang tua perlu memastikan kesehatan pencernaan si Kecil terjaga, karena pencernaan yang sehat dan kemampuan berpikir yang baik akan berpengaruh pada suasana hati anak sehingga ia siap untuk beraktivitas dan kembali bersosialisasi dengan lingkungannya.”






Bebelac hadirkan formula baru GroGreat+ serta program GroGreat+ Time untuk dukung si Kecil dengan nutrisi dan stimulasi yang sesuai agar tumbuh kembangnya optimal



Dalam acara ini Bebelac sekaligus memperkenalkan formula baru GroGreat+ yang diperkaya dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 dan Triple A (DHA, LA, ALA), memiliki kandungan Zat Besi  dan Minyak Ikan  serta memperkenalkan program GroGreat+ Time sebagai wadah bagi orang tua untuk selalu mencari inspirasi yang dapat merangsang stimulasi maupun cara kreatif baru untuk mendukung tumbuh kembang anak agar optimal.


Tidak hanya memastikan kesehatan pencernaan si Kecil terjaga, tetapi orang tua juga harus membekali si Kecil dengan memberikan stimulasi yang optimal untuk mengasah keterampilan motorik, bahasa dan sosial emosional agar ia memiliki keterampilan yang lengkap dan tumbuh menjadi anak hebat. Untuk itu, Bebelac menghadirkan program GroGreat+ Time sebagai wadah bagi orang tua untuk selalu mencari inspirasi yang dapat merangsang stimulasi maupun cara kreatif baru untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.


Untuk memastikan bekal tumbuh kembang si Kecil terpenuhi secara optimal memasuki masa transisi kebiasaan baru ini, Bebelac susu pertumbuhan untuk anak di atas 1 tahun menghadirkan formula baru GroGreat+ yang diperkaya dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 dan Triple A (DHA, LA, ALA) serta memiliki Zat Besi  dan Minyak Ikan  lebih tinggi  dukung si Kecil memiliki saluran cerna yang sehat (Happy Tummy), perkembangan daya pikir yang hebat (Happy Brain) dimana keduanya akan berpengaruh pada kemampuan sosial-emosional si Kecil (Happy Heart )




Mom Influencer yang juga seorang Ibu Hebat Bebelac Putri Titian berbagi, “Sebagai ibu, aku harus memastikan bekal tumbuh kembang kedua buah hatiku terpenuhi sehingga Ia siap menghadapi masa transisi kebiasaan baru. Agar nutrisi kedua buah hatiku terpenuhi, aku memilih Bebelac formula baru GroGreat+ untuk mendukung kesehatan pencernaan-nya. Tidak hanya nutrisi, aku juga berupaya untuk memberikan stimulasi yang sesuai untuk mereka, salah satunya dengan mengajak mereka mengikuti kelas online interaktif bersama Bebelac GroGreat+ Time sehingga Ia tetap mendapatkan stimulasi melalui berbagai kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan secara online dari rumah."


“Kami berharap susu pertumbuhan Bebelac untuk anak di atas 1 tahun dengan formula baru GroGreat+ dan program GroGreat+ Time dapat menjadi inspirasi bagi orang tua dalam mendukung tumbuh kembal si Kecil agar optimal dari segi nutrisi dan stimulasi sebagai bekalnya dalam menghadapi masa transisi kebiasaan baru sehingga walaupun harus menghadapi situasi yang menantang ini, si Kecil tetap dapat tumbuh menjadi Anak Hebat yaitu anak yang pandai, berani dan baik hati”, tutup Anissa.


Jadi bagaimana moms, apakah anak-anak di rumah mengalami kendala dalam memasuki masa transisi pandemi ini? Sharing yuk di kolom komentar. 


1 komentar

  1. Kendala anak saya dalam masa transisi ini, mungkin adalah dia menjadi tidak memiliki terlalu banyak teman.
    Sebab dia juga sadar diri untuk pilih-pilih, karena banyak anak seumurannya yang tidak mau pakai masker.
    Tapi saya nggak merasa ini kendala berarti sih, karena prioritas hidup kami adalah hidup selamat, bukan hidup banyak teman.

    BalasHapus

Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^