Pengalaman Tak Terlupakan Dalam Rangkaian Mudik Perdana ke Wonogiri



Tahun ini untuk pertama kalinya saya tidak mudik ke kampung halaman sendiri. Melainkan ke kampung halaman suami. Rasanya? Gado-gado. Ada sedih namun ada senangnya juga.
Sedih, karena memang sebelumnya setiap lebaran saya selalu pulang. Senangnya, sebab bisa mengenal kampung halaman suami.


Merasa kuat, saya menolak anjuran suami supaya saya mudiknya naik bis saja. Apalagi pool bis yang jaraknya lumayan dekat dari rumah kontrakan kami. Saya lebih memilih ikut naik motor. Alasannya sederhana, pengen ngerasain mudik naik motor. Haha.


***

Masjid dan Orang-orang Baik di Jalanan

Sebelum berangkat suami menyarankan bawa bantal untuk alas duduk. Katanya, kasian kamu, perjalanannya cukup jauh. Saya yang sok tahu ini menganggapnya hal sepele. Saya yakin ngga bakal segitu mengerikan deh. Haha

Cikampek dikenal sebagai sentra berbagai kerajinan tangan, termasuk bantal. Suami sempat berhenti di salah satu lapak yang di gelar di pinggir jalan, namun saya meyakinkan suami bahwa saya kuat dan tidak apa-apa. Saya tidak butuh bantal. Apa mau dikata, memasuki kota Cirebon saya mulai merasakan efeknya. Pantat mulai terasa panas, rasanya tak ada posisi duduk yang nyaman. Masalah lainnya mulai muncul, penyakit pelor ketika di perjalanan mulai menyerang. Bentar-bentar ngantuk, bawaannya pengen molor mulu.


Alhamdulillah, masjid di sepanjang jalur Pantura yang saya lihat seolah mengerti kebutuhan para pemudik. Banyak masjid yang mempersilahkan pemudik menggunakan masjid untuk tempat beristirahat. Maka tak terhitung jumlah masjid yang kami singgahi selama perjalan mudik kemarin. Untuk sholat 5 waktu, sekedar mengendurkan otot yang mulai kaku, atau merebahkan tubuh yang tak sanggup menahan kantuk.

Umumnya tempat yang diperbolehkan untuk rebahan adalah sekitar teras, lobby, apa saja, yang pasti bukan area utama yang khusus diperuntukkan untuk sholat.
Disini saya melihat ada begitu banyak kebaikan. Petugas masjid berdiam di masjid lebih lama. Mengarahkan dan membersihkan area yang sekiranya mulai kotor. Pun para pemudik yang saling bertegur sapa dan saling mengingatkan agar tetap hati-hati. Mereka juga saling berbagi makanan (bagi yang tidak sanggup puasa).

Melipir syantiieek :D


Kebetulan jadwal mudik kami pas puncak arus mudik, tak ayal kami merasakan lelah yang teramat sangat disebabkan oleh macet yang luar biasa parah. Ada kejadian yang membuat saya cukup terpana ketika satu motor pemudik tergelincir. Masyarakat setempat begitu tanggap membantu. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih Indonesia. Dengan penduduknya yang ramah dan saling membantu.
Setelah melewati perjalanan panjang nan melelahkan, jam 9 malam Senin akhirnya kami sampai di rumah. Artinya kami membutuhkan waktu sekitar 30 jam. 


***

Hari Nan Fitri

Hari istimewa itu akhirnya datang juga. Hari dimana kaum muslim merayakan kemenangannya setelah berpuasa selama satu bulan. Kumandang takbir bergema, bersahutan dimana-mana. Alhamdulillah.
Pag-pagi semua anggota keluarga tampak bersemangat. Sudah rapi dengan baju lebaran masing-masing.xixi

Masakan yang dibuatkan khusus untuk hari lebaran pun telah siap.
Sayangnya kemarin saya lagi ngga sholat. Batal deh sholat ied di tempat mertua.
Selesai sholat ied dan saling menjabat tangan, saya diajak mengunjungi rumah sanak family di sana. Diperkanalkan sebagai anggota keluarga baru. Maklum, ini merupakan kali pertama saya ke kampung halaman suami. Keluarga yang terbilang cukup besar menurut saya. Dan ini sukses mengingatkan saya pada keluarga di Lampung.


Menikmati Wisata di Wonogiri

Bicara tentang pesona wisata Indonesia itu nggak ada habisnya. Ada di setiap daerah. Nah, Wonogiri ternyata mempunyai begitu banyak potensi wisata. Wisata alam, kuliner, dan sejarah. Berhubung selama libur lebaran kemarin ada banyak waktu luang, saya diajak suami mengitari wisata alam di sana. Mumpung lagi di sana, dan mumpung belum repot sama krucil.
Diantara tempat yang sempat kami singgahi sbb:

Museum Karst,
Yaitu museum yang berisi koleksi informasi dan contoh batuan kapur (Karst). Letaknya di Desa Gebang Harjo, Kecamatan Pracimantoro - Wonogiri. Untuk mencapai tempat ini tidak ada angkutan umum. Mesti bawa kendaraan sendiri. Museum ini dinilai merupakan museum karst terbesar dan terunik di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Bangga ya! :D

Museum Karst Wonogiri



Gantole 1 dan 2,
Landasan paralayang yang karena keindahannya banyak dikunjungi wisatawan yang sekedar melihat-lihat. View utamanya adalah waduk Gajah Mungkur yang membentang luas. Tadinya hanya ada satu, namun berhubung Gantole 1 dianggap kurang tinggi, digagaslah pembentukan Gantole 2.

Gantole lapangan Pacu Paralayang Wonogiri



Waduk Gajah Mungkur
Salah satu waduk terbesar di Indonesia. Selain untuk pengairan, waduk ini digunakan juga untuk pembangkit listrik. Di sini juga disediakan berbagai wahana hiburan.
 
Waduk Gajah Mungkur



Pantai Sembukan.
Letaknya di Paranggupito - Wonogiri. Pantai ini agak berbukit dan didominasi batu karang. Disebut juga, pantai ini merupakan pintu masuk Nyi Roro Kidul.


Pantai Sembukan pilihan wisata terbaik wonogiri



 Nah, kalau ini acara jalan-jalan sekeluarga di air terjun grojogan sewu. Senang melihat senyum bahagia Ibu dan Bapak. Walaupun mereka terlihat cukup lelah karena jarak parkiran dan lokasi air terjunnya lumayan jauh. Ditambah harus naik turun tangga yang konon katanya mencapai ribuan anak tangga.


Wisata Air Terjun Jawa Tengah Grojogan Sewu


 ***

Ada satu hal yang membuat saya sedikit terganggu selama liburan kemarin, perihal jaringan internet yang kurang stabil. Mungkin tergantung operator juga kali ya? Soalnya saya lihat mas Rahab (saya surprise ketika tahu dia berlebaran di Wonogiri jugak), tiap sebentar update kegiatannya. Entah itu lagi di pantai, museum atau pas lagi kulineran. Ternyata dia pake Smarfren dan ikut #SmartfrenCommunity. Usut punya usut, dengan pake Smartfren, HP kita yang jadul (eh, hp saya maksudnya..huhhu) yang jaringannya mentok di 3G bisa ikut menikmati lancarnya jaringan 4G. Cukup di setting #4GinAja. Entah gimana step by stepnya. Berharap kalau ada rejeki bisa segera beli, biar ngga pundung lagi masalah internet

Cerita mengenai perjalanan wisata Wonogiri kemungkinan akan saya tulis lebih lengkap dalam postingan berbeda. Ya semoga penyakitnya ngga kambuh. Penyakit blogger kembang kempis..xixi


8 komentar

  1. josssssssssss....lebaran kmr mo ke paranggupito de el el...gak jadi hehee :D
    smartfreen di kampungku sebelum kota Wng, oke punya...jd bs ngeblog

    smg sukses :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu, bisa sambil ngeblog. Sy buka FB aja susah :D

      Hapus
  2. Wah seru sekali liburannya mbak jadi pengen juga nih pergi liburan, ahi hi hi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo, Kang. Hidup untuk dinikmatin, toh? :D

      Hapus
  3. Wahhh mantap nih mudik bareng suami,,. Mudah2an tahun depan bisa mudik bareng anak juga ya mbak azzura lhi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin..
      doanya cakep banget dah Anjar.. :D

      Hapus
  4. Wih senangnya Lebaran kemarin. Jalan-jalan terus.

    BalasHapus
  5. Wih senangnya Lebaran kemarin. Jalan-jalan terus.

    BalasHapus

Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^