Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti Demi Masa Depan Anak dan Bangsa

Hormati guru sayangi teman salah dua wujud budi pekerti yang baik. via kumpulanartikelbahasajawa.blogspot.co.id


Generasi yang baik akan menghasilkan peradaban yang baik, semua itu dapat dicapai dengan memberikan pendidikan budi pekerta pada generasi muda, sedini mungkin.

Sekolah merupakan rumah kedua bagi seorang siswa. Tak jarang mereka menghabiskan waktu yang lebih banyak di sekolah dibandingkan di rumah, diluar jam tidur.
Maka sewajarnya jika sekolah memiliki andil yang besar dalam membentuk budi pekerti murid-muridnya.  Apalagi murid tingkat SD. Seperti kata pepatah, 


"Belajar diwaktu kecil seperti melukis di atas batu , belajar diwaktu besar seperti melukis di atas air".
Semua hal-hal baik harus diajarkan sejak dini karena sejatinya anak kecil mudah ingat dan sulit untuk melupakan apa yang telah dipelajarinya. Pelajaran budi pekerti ini bertujuan agar anak-anak kelak bijak dalam berperilaku, bersikap, dan berkata-kata. 

Saya rasa ramainya aksi tawuran antar sekolah merupakan salah satu indikasi kurangnya pendidikan budi pekerti. Mereka tak diarahkan untuk memnfaatkan waktu lungnya dengan kegiatan positif. Pun ketika saya mendengar anak-anak kecil di lingkungan kost saya dulu, yang terbiasa memanggil temannya dengan nama binatang, maaf. Bukan karena budi pekerti saya sedemikian bagus lantas saya merasa "aneh" dengan kebiasaan mereka. Tapi berpulang ke diri saya sendiri, saya tersinggung kalau dipanggil dengan nama binatang. Bagi saya itu penghinaan. Duh! Emangnya saya binatang?


Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah

Pengertian pendidikan budi pekerti menurut Haidar (2004) adalah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan alam/lingkungan.

Tujuan pendidikan Budi Pekerti adalah untuk mengembangkan nilai, sikap dan prilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi pekerti luhur (Haidar, 2004). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan Budi Pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang mulia, yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia ke dalam diri peserta didik yang kemudian terwujud dalam tingkah lakunya. [Via http://belajarpsikologi.com/pendidikan-budi-pekerti/]


Seseorang boleh saja memiliki sederet gelar ataupun lulusan perguruan tinggi ternama. Namun ketika tak memilik dasar budi pekerti yang baik semua itu tidak banyak memberi manfaat bagi dirinya. Lagi pula, bukankah sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak memberi manfaat bagi sesamanya? Sebagai makhluk sosial, seseorang harus memiliki kepekaan dan kepedulian pada sekelilingnya.
Hardskill di dunia ini, apalagi dunia kerja, itu sangat penting. Namun ketika dia tak punya softskil, tak banyak tempat yang bisa menerima keberadaannya. Maka diperlukan keduanya untuk menaklukkan dunia ini. 

***

Hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya budi pekerti atau moral yang baik bagi siswa.


Suri Teladan

Seorang guru harus pandai menjaga sikap, kata, dan perilakunya. Sebab guru merupakan orang tua siswa di sekolah. Ketika baik pengajaran orang tuanya maka baiklah ia, jika buruk pengajaran orang tuanya maka buruklah ia. Itulah mengapa saya katakan bahwa menjadi guru itu butuh keahlian khusus. Haha 

Intinya guru dan pihak sekolah harus memberi contoh yang baik bagi muridnya. Tak ingin muridnya datang telat, ya gurunya juga harus datang lebih awal. Mengajak sholat berjaamaah ketika sudah waktunya sholat, jika ingin muridnya rajin ibadah. Sejujurnya murid lebih suka dengan guru yang memiliki jiwa yang mengayomi. Ketika ada kesalahan tak lantas marah-marah, namun memberi pengarahan yang benar. 


Pendalaman pelajaran Agama, Bahasa dan Budaya

Dengan agama, seseorang harusnya lebih mengetahui batasannya sebagai seorang manusia. Dengan meyakini bahwa Tuhan selalu mengawasi dan kelak pasti ada balasan atas segala perbuatannya. Sehingga sebisa mungkin ia menghindari perbuatan tercela dan tak terpuji. Tak akan ia menyakiti hati sesamanya. Hormatlah ia pada orang yang lebih tua, dan pandailah ia menjaga hubungan baik dengan orang-orang sekitarnya. 

Dari segi Bahasa, sekolah harus mengajarkan bahasa dan kata-kata yang baik untuk digunakan. Bagaimana ia harus berutur dan bersikap kepada orang lain. Memanggil seseorang dengan nama binatang tentu tidak pada tempatnya, sudah pasti menyalahi aturan.
Dan dalam hal budaya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduknya yang ramah. Saling menghormati dan mengayomi. Dengan penanaman nilai-nilai budaya luhur Indonesia, diharapkan generasi muda tak kehilangan identitas yang membanggakan ini.



Mengajarkan Aktifitas Yang Baik

Misalnya melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah
Membiasakan 3S di sekolah (Salam - Senyum - Sapa)
Memanfaatkan waktu luang untuk berdiskusi atau ke perpustakaan
Tilawah bersama sebelum kelas dimulai
Ikut ekstrakurikuler yang dapat menjadi media mengembangkan dirinya. 




Kendalanya ketika pihak sekolah telah mencoba menanamkan budi pekerti yang baik bagi siswanya adalah ketidaksinkronan dengan pendidikan orang tua di rumah. Karena faktanya, anak-anak yang saya dengar memanggil temannya dengan nama binatang tadi, ternyata orang tuanya juga terbiasa demikian. Menggunakan kata-kata yang tidak sepantasnya. Solusinya yaitu dengan melakukan pertemuan pihak sekolah dengan orang tua murid. Orang tua diberi tahu tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pihak sekolah dan pentingnya menanamkan budi pekerti pada anak-anak demi kebaikan bersama. Dan demi membentuk karakter dan moral yang baik bagi anak tersebut. 

Pendidikan budi pekerti ini tak hanya dapat menyelamatkan moral dan karakter generasi muda, tapi kelak dapat menjadi cikal bakal selamatnya negeri ini dari kehancuran yang disebabkan oleh degredasi moral. Maraknya aksi korupsi merupakan salah satu indikasi degradasi moral bagi para pelakunya. Entah itu pejabat ataupun pengusaha. Menghalalkan segala cara demi tercapai tujuannya merupakan indikasi kepekaan dan kepeduliannya terhadap sesama tak lagi di tempatnya. Hilang naluri dan tak peduli pada penderitaan orang lain akibat ulah curangnya. 




Maka mari samakan langkah. Sejatinya tanggungjawab pembentukan budi pekerti generasi muda adalah tanggungjawab kita bersama. Mulai dari diri kita masing-masing.


6 komentar

  1. Masak sih mbak kalau ada anak2 yg manggil pake binatang gitu pengaruh dari orang tua? Agak syok juga pas baca bagian itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya lho mba.
      Maksudnya, itu karena mereka melihat dan mendengar orang tua di sekitarnya biasa menggunakan kata-kata seperti itu. sehingga mereka mengikuti. agak miris sih yang neginiann ini..

      Hapus
  2. Intinya guru dan pihak sekolah harus memberi contoh yang baik bagi muridnya ---> setuju banget. Anak butuh teladan, contoh nyata, bukan sekadar kata2. Nggak sedikit kasus anak2 dihukum kalau telat tapi gurunya malah sering telat datang drbgan alasan kondangan dululah, inilah itulah.....:(

    BalasHapus
  3. Pendidikan budi pekerti memang membutuhkan kerja sama dari orang tua dan sekolah. Tidak bisa hanya jalan di satu sisi saja, pincang nantinya. Miris memang memandang generasi sekarang, banyak PR untuk orang tua dan guru jaman sekarang. Sayangnya masih banyak yang belum aware :(

    BalasHapus
  4. Pendidikan akhlaq, membaca sirah nabi dan sahabatnya serta tauladan dari orang tua yang konsisten akan membentuk karakter anak menjadi lebih baik.
    Salam kenal
    Deco

    BalasHapus
  5. yup, kadang ada ketidaksinkronan ya. Dari sekolah ditanamkan pendidikan budi pekerti, di lingkungan rumahnya, malah lose..kasihan jadinya,

    BalasHapus

Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^