Menguak Kemilau Mutiara Laut Selatan Indonesia

Kemilau Mutiara. via https://mutiarabertuah.wordpress.com


Banyak hal yang telah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka memaksimalkan pemanfaatan hasil laut Indonesia. Tidak hanya sampai pada pemberantasan kapal-kapal pencuri ikan dan peningkatan kesejahteraan nelayan saja, tapi dengan mendukung berbagai lini yang berhubungan dengan kelautan. Salah satunya adalah dengan adanya Indonesian Pearl Festival, yang mana tahun ini merupakan perhelatan untuk yang keenam kalinya.

Beruntung saya dan teman-teman blogger diundang dalam Sarasehan pra event yang berlangsung di Ball Room Gedung Mina Bahari III KKP Gambir, Jakarta Pusat pada tanggal 12 Oktober lalu.


Kami berkesempatan untuk mengikuti diskusi mengenai Mutiara, khususnya Mutiara Laut Selatan Indonesia atau biasa juga dikenal Indonesia South Sea Pearl. Dalam kesempatan ini saya dan rekan blogger dapat mendengarkan secara langsung uraian Menteri KKP, Ibu Susi Pudjiastuti mengenai ekonomi yang berhubungan dengan kelautan.

Suasana dalam Ball Room. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)
Suasana dalam Ball Room. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)

Suasana dalam Ball Room. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)
Suasana dalam Ball Room. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)

Suasana dalam Ball Room. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)
Ibu Susi sedang menjelaskan. Suasana dalam Ball Room. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)

Ibu Susi menjelaskan bahwa mutiara Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di Dunia. Bahkan Indonesia merupakan salah satu penghasil mutiara terbesar di Dunia. Sayangnya karena kurangnya promosi membuat mutiara tak begitu dikenal oleh warga negaranya sendiri meski pada kenyataannya mutiara Indonesia telah melanglang buana ke berbagai negara.

Meski Indonesia merupakan penghasil terbesar mutiara namun kenyataannya masih banyak kendala yang menghambat perkemangan bisnis ini. Mirisnya penghambatnya itu berasal dari negeri sendiri, yaitu terkait modal dan perijinan karena terkendala birokrasi. Demikian yang dikeluhkan salah satu peserta diskusi yang merupakan pengusaha asal Papua yang turut hadir dalam acara tersebut. Ibu Susi sendiri mengamini sulitnya birokrasi dalam negeri ini sebab sebagai pengusaha dia juga pernah mengalaminya sendiri. 

Mutiara laut selatan merupakan primadona yang ditunggu di berbagai negara sehingga kedepannya peluang usaha ini sangat menjanjikan. Para pengusaha dapat mengajukan pembiayaan dengan cara membuat company profile, tentunya harus sesuai dengan kenyataan. Jangan perusahaan besar namun sengaja dibuat seolah kecil company profilenya. Dengan begitu akan memudahkan pemerintah untuk medapatkan data nasional terkait industry mutiara ini. 


Nah dengan mengadakan Indonesian Pearl Festival ini diharapkan masyarakat lebih mengenal mutiara Indonesia. Baik masyarakat nasional maupun internasional. Hal ini secara tidak langsung akan mengangkat kemilau mutiara ke permukaan. Yang kemudian diharapkan ikut berimbas untuk menaikkan harga jualnya.

Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah, meski Indonesia merupakan penghasil terbesar Mutiara laut selatan kenyataannya secara pendapatan Indonesia hanya mendapat remahan rengginang. Penghasilan terbesarnya justru dikantongi oleh negara tujuan ekspor kita. Faktanya Indonesia hanya menduduki peringkat kesembilan dalam jumlah pendapatan dari kegiatan ekspor mutiara ini. Dibawah Hongkong, China, jepang, Australia, Tahiti, USA, Switzerland, dan Inggris.
Sedih nggak sih? Eksportir terbesar tapi jumlah pendapatannya hanya sekian persen. 


Budidaya Mutiara: Menyilaukan Namun Penuh Tantangan


Jaman sekarang rasanya udah bukan waktunya lagi ngobrolin mutiara alami. Karena itu sudah jarang banget. Ya meskipun harganya lebih mahal, tapi susah untuk didapatkan. Solusinya yaitu dengan proses budidaya. Nah dalam proses budidaya inipun prosesnya tidaklah mudah. Hal ini yang mendorong tingginya harga mutiara.

Bagaimana tidak. Untuk mencapai masa panen dibutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun setelah penyemaian. Sebelumnya dibutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun agar sebuah kerang dapat disisipi nucleus. Sehingga total waktu yang dibutuhkan sekitar 4 tahun.

Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses budidaya. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)
Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses budidaya. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)

Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses budidaya. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)
Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses budidaya. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)

Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses budidaya. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)
Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses budidaya. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)

Yaitu dengan memasukkan nucleus (yang nantinya bakal jadi inti mutiara) bersama dengan irisan daging kerang yang disebut saibo, yang mana daging ini diambil dari kerang lain sebagai donor. Pemilihan donor ini sangat berpengaruh dengan mutiara yang dihasilkan. Baik dari segi bentuk maupun warna.
Sebelum dilakukan proses rekaya, dilakukan proses seleksi yang lumayan ketat untuk mendapatkan kerang yang cocok untuk dijadikan pembiakan mutiara ini. Setelah dilakukan penanaman nucleus ke dalam tubuh mutiara, kerang-kerang ini dimasukkan ke dalam keranjang, jaring atau panel untuk dikembalikan ke laut dalam. 

Prosesnya tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Selama menunggu panen masih harus dilakukan perawatan. Yaitu dengan membersihkan parasit-parasit yang menempel di jaring kerang. Hal ini bertujuan agar mutiara yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Karena sudah pasti tidak semua mutiara yang dipanen bagus. Misal bentuk yang kurang bulat, kurang mulus atau kilau yang kurang menggoda.

Beberapa jenis mutiara. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival
Beberapa jenis mutiara. Sarasehan pra event  6th Indonesian South Sea Festival (Dokpri)


Anatomi mutiara
anatomi mutiara. dokpri

Oya, dalam rangkaian sarasehan pra event kemarin para peserta lomba juga mendapat penjelasan yang cukup mencerahkan mengenai mutiara ini. Diantaranya tentang cara melihat mutiara yang berkwalitas. Disapaikan oleh Ibu Nely Suhaini selaku perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Mutiara.
6 Cara melihat kwalitas Mutiara
1.       Bentuk. Mutiara yang bagus memiliki bentuk yang bulat.
2.      Kilau mutiara
3.      Tingkat kemulusan mutiara
4.      Warna
5.      Ukuran
6.      Harga jual. Semakin tinggi harga jual berarti semakin bagus kwalitas mutiara tersebut.  

Sedangkan untuk jenis mutiara yang banyak beredar di pasar internasional saat ini ada 4 macam. Yaitu:
1.       Mutiara Laut Selatan. Harga jual tertinggi. Dihasilkan dari kerang mutiara laut. Penghasil terbanyaknya adalah Indonesia. Namun secara kwalitas di bawah mutiara yang dihasilkan Australia.
2.      Mutiara Tahiti (Tahitian Pearl). Dihasilkan dari kerang mutiara laut.
3.      Mutiara Akoya (Akoya Pearl). Dihasilkan dari kerang mutiara laut. Biasa juga disebut mutiara jepang
4.      Mutiara air tawar. Kebanyakan dihasilkan oleh China. Dan dengan budidaya di air tawar.


Jadi, apakah kamu sudah penasaran dengan mutiara khususnya mutiara laut selatan? Atau ada niat untuk menggeluti bisnis mutiara yang punya prosfek yang luar biasa kedepannya? Untuk menjawab keingintahuanmu, datang aja di perhelatan 6th Indonesian Pearl Festival yang akan dilaksanakan pada 9-13 Nopember mendatang di Lippo Mall Kemang.
Karena, selain Pameran Mutiara Terbesar, dalam acara ini juga bakal ada Lelang Mutiara, Klinik Mutiara dan FGD dan Ruang Edukasi. 


So, sampai ketemu, ya! :)

12 komentar

  1. oo.. aku baru tahu urutan mutiara yang kualitasnya bagus disini. Di blog lain tadi aku sempat baca katanya mutiara Indonesia paling bagus di dunia. Hmm, informasi yang disini kayaknya lebih dipercaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg dibudidayakan di Indonesia itu Sudah merupakan kerang mutiara terbaik sih mba.cuma kadang yang punya buru2 pengen panen dan semacam itu. Begitu info yg saya dapatkan. ��

      Hapus
  2. infonya lengkap nih. Semoga aja melalui IPF lebih banyak yg tertarik utk menggeluti bisnis mutiara di Indonesia ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mba.
      Aamiin. Memang begitu yang diharapkan. Karena ngga cuma kemilau mutiara nya yang menggoda, tapi prosfek bisnisnya juga cukup menjanjikan.

      Hapus
  3. aku suka banget sama mutiara, harus terus ada nih bisnis mutiara ini kekayaan indonesia soalnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba. Rasanya kalau punya mutiara itu pasti senang. Secara agak jarang dan mahal. Pengaruh dari prosesnya tdk sebentar.

      Hapus
  4. wah, ternyata mutiara juga bisa dilihat ciri-cirinya ya mbak, sayang aku ga bs dateng pas itu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba. Selain itu mutiara ada beberapa jenis dan berpengaruh dengan harganya.
      Semoga festivalnya berjalan lancar dan sesui target penyelenggara ya. Aamiin.

      Hapus
  5. Sebagai pemilik lautan yang begitu luas selayaknya bangsa Indonesia bekerja keras untuk mengeksplorasinya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan laut ya.
    Terima kasih reportasenya
    Acungan jempol untuk bu Susi
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah dilakukan oleh pihak terkait pakdhe. Semoga hasilnya sesuai yang diharapkan. Aamiin.

      Hapus
  6. Duh cantik2 gt prosesnya lama ya, pantes harganya mahal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mba. Prosesnya bertahun2. selama itu tdk hanya menunggu hadil tp masih banyak proses yg dilakukan terutama demi mendapatkan mutiara yang berkwalitas.

      Hapus

Harap tinggalkan komentar yang relevan ya teman-teman^^